12 Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Wabah Virus Corona

Sebagaimana yang kita ketahui, dunia dikagetkan dengan mewabahnya infeksi virus corona yang berawal dari Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, Tiongkok. Kemudian tersebar ke hampir seluruh penjuru dunia. Lalu bagaimana sikap seorang muslim menghadapinya. Berikut ini beberapa sikap seorang muslim dalam menghadapi wabah penyakit infeksi virus corona.

1. Beriman kepada takdir Allah. Bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini terjadi atas kehendak dan takdir Allah subhanahu wa ta’ala. Termasuk wabah virus corona yang tejadi sekarang ini.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (at-Taghabun: 11).

2. Meyakini penyakit menular tidaklah menular dengan sendirinya, tetapi menular atas izin dan ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ عَدْوَى

“Tidak ada penyakit menular.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يُوْرِدُ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ

“Janganlah mencampur unta yang sehat dengan unta yang sakit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ فِرَارَكَ مِنَ الأَسَدِ

“Larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa.” (HR. Muslim)

Yang ditiadakan dalam hadits pertama bukanlah tidak ada penyakit menular, karena dalam kesempatan yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan ada penyakit yang menular, sebagaimana telah disebutkan haditsnya diatas.

Lalu apa yang ditiadakan dalam hadits pertama? yang ditiadakan adalah apa yang diyakini oleh kaum jahiliyah bahwa penyakit menular dengan sendirinya tanpa ada kaitannya dengan kehendak dan takdir Allah.

3. Bertawakal hanya kepada Allah.

Bersandar/bertawakal hanya kepada Allah dalam meraih atau mendapatkan hal-hal yang bermanfaat atau menolak/menghindar dari hal-hal yang bermudhorat (bahaya). Diantaranya adalah penyakit menular.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

“Kepada Allah-lah kalian bertawakal (menyerahkan diri) jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (al-Ma’idah: 23)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (ath-Thalaq: 3)

Tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari wabah virus corona kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala maka bersandarlah hanya kepada-Nya. Dan perlu diketahui tawakal tidaklah menafikan/meniadakan usaha yang dibolehkan agar kita terhindar dari wabah virus corona.

4. Memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah.

Musibah, bencana dan wabah penyakit yang terjadi diantara sebabnya adalah akibat perbuatan dosa dan maksiat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman berfirman

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٍ

“Dan musibah apa saja yang menimpamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah subhanahu wa ta’ala memaafkan sebagian besar (dari dosa-dosamu).” (asy-Syura: 30)

Oleh karena itu marilah kita memperbanyak  memohon ampun dan bertaubat kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman berfirman,:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (At Tahrim : 8)

Taubat nasuha adalah dengan menyesali perbuatan dosa yang pernah kita lakukan, meninggalkannya dan berazzam untuk tidak melakukannya/mengulangnya kembali.

5. Memperbanyak berdoa kepada Allah semata, agar terhindar dari berbagai penyakit termasuk wabah virus corona.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku…” (al-Baqarah: 186)

Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala penyakit buruk lainnya.”

(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani ).

6. Bersikap tenang dan tidak panik.

Sikap panik justru bisa berdampak jelek buat kita atau bahkan buat orang lain. Oleh karena itu kita tidak boleh panik dan senantiasa bersandar, bertawakal dan berdoa hanya kepada Allah.

7. Melakukan sebab-sebab yang dibolehkan agar kita terhidar dari wabah corona.

Diantaranya adalah

– Tidak berpergian ke daerah yang terjangkiti wabah.

– Menghindari orang yang terkena penyakit disebabkan wabah virus corona.

– Menerapkan pola hidup sehat. Seperti selalu menjaga kebersihan, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin dengan tisu atau lengan baju, menggunakan masker saat sakit batuk pilek, rajin melakukan cuci tangan dengan air mengalir, istirahat yang cukup, mengkosumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur.

8. Sabar ketika terkena penyakit virus corona.

Ketika ada seseorang yang terkena penyakit virus corona kewajiban dia adalah bersabar dan ridha atas ketentuan Allah, serta berbaik sangka kepada-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ، وَإِذَا أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman. Sesungguhnya semua urusannya baik baginya, dan sikap ini tidak dimiliki kecuali oleh orang yang mukmin. Apabila kelapangan hidup dia dapatkan, dia bersyukur, maka hal itu kebaikan baginya. Apabila kesempitan hidup menimpanya, dia bersabar, maka hal itu juga baik baginya.” (HR. Muslim).

Disamping itu dia berusaha untuk mengobati penyakitnya dan banyak berdoa memohon kesembuhan kepada Allah semata.

9. Peduli kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Dan tidak melakukan hal yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Agama kita mengajarkan kepada kita untuk peduli kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Baik dalam urusan dunia ataupun dalam urusan akhirat. Termasuk dalam hal yang sedang kita alami ini berupa wabah virus corona. Bukan malah melakukan hal yang berdampak jelek atau berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ

”Tidak boleh melakukan sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan bahaya bagi orang lain.”(HR. Ibnu Majah)

10. Tidak boleh mencela, mencaci maki dan mengumpat penguasa kaum muslimin.

Sikap yang benar dari seorang muslim adalah menghormati penguasa/pemerintah kaum muslimin. Bukan malah mencaci maki dan mengumpat pemerintah. Sebab perbuatan tersebut akan semakin memperkeruh keadaan kita, yang sedang tertimpa musibah.

Perlu diketahui, pemerintah kita sudah berbuat banyak untuk menanggulangi wabah virus corona, seharusnya kita berterima kasih kepada pemerintah dan bukan malah sebaliknya.

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,

نَهَانَا كُبَارَاؤُنَا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ قَالُوا: لَا تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ وَلَا تَغُشُّوهُمْ وَلَا تُبْغِضُوهُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ وَاصْبِرُوا فَإِنَّ الْأَمْرَ قَرِيبٌ

“Kalangan tua dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang kami (mencela penguasa). Mereka berkata, ‘Janganlah kalian mencela pemerintah kalian, janganlah melakukan tipu daya terhadapnya, jangan pula membencinya. Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersabarlah, karena sesungguhnya (keputusan) urusan itu sangat dekat’.” (As-Sunnah, Ibnu Abi ‘Ashim, 2/488)

11. Tidak menyebarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya.

Berita hoax dan berita-berita yang tidak jelas kebenaraanya akan merugikan kita semua, selain akan memperkeruh keadaan yang ada. Seorang muslim seharusnya berhati-hati dari menyebarkan berita, karena semuanya akan dimintai dipertanggung jawabkan diakhirat kelak.

Allah  subhanahu wa ta’ala berfirman berfirman,

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡ‍ُٔولٗا

“Dan janganlah kamu mengikuti (mengatakan) apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (al-Isra’: 36). 

12. Mengambil pelajaran dari terjadinya wabah corona.

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari adanya wabah virus corona adalah betapa lemahnya manusia, dan betapa butuhnya kita kepada Allah. Tidak pantas bagi kita untuk sombong.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَٰنُ ضَعِيفٗا

“dan manusia diciptakan bersifat lemah.” (an-Nisa’: 28)

Dan seharus membuat kita sadar dan kembali kepada Allah dengan memperbanyak memohon ampunan dan bertaubat kepada Nya dari perbuatan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Serta melakukan hal-hal wajib yang Allah perintahkan atas kita, mungkin selama ini kita melalaikannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan ikhlas hanya mencari ridha Allah semata
Wallahu a’lam bish shawwab.

Abdullah al Jakarty

(YBI-AJ/03/20)

https://www.yukbelajarislam.com/2020/03/05/12-sikap-seorang-muslim-dalam-menghadapi-wabah-virus-corona/

Posting Komentar

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam. [HR. Al-Bukhori, 6018. Muslim, 47]
© Forum Salafiyyin Sampit. All rights reserved. Premium By Raushan Design